Berdasarkan data postingan Instagram
@dinkes.kendal Kecamatan Boja dari 18 desa
ada 10 desa yang masuk zona merah karena bertambahnya pasian positif covid-19.
Walaupun lokasi sekolah penulis adalah zona hijau namun terkena imbas dari zona
kecamatan yang dianggap merah di lingkup kabupaten. Kenyataan yang membuat
resah disaat tadi ada semangat bisa belajar tatap muka pupus sudah berganti
harus daring.
Siswa sebenarnya merasa jenuh dengan pembelajaran
daring. Mereka tidak bisa bercanda dan bermain seperti saat normal walau era
New Normal. Pembelajaran kadang dianggap monoton mengingat siswa SD belum boleh
memiliki gadget sendiri, mereka belajar tanpa pendampingan orang tua. Disaat orang tua tiba di rumah mereka sudah
lelah, kesabaran mereka membimbing kadang tipis sekali dibanding kesabaran guru.
Borosnya kuota yang harus di miliki
untuk mendownload materi dan kirim tugas selalu jadi alasan tidak setor tugas, belum
lagi sinyal yang kadang tidak bisa diajak kompromi. Jika sehari saja tidak
mengirim tugas tentu akan menumpuk dengan tugas-tugas lain. Hal ini semakin
membuat siswa malas belajar apalagi tidak ada hukuman jika tidak mengerjakaan
tugas. Pengalamaan dari beberapa guru pembelajaran daring yang dikerjakan siswa
hanya mencapai 80% saja yang mengerjakannya.
Bagaimana
menciptakan pembelajaran jarak jauh yang menarik dan asyik bagi siswa butuh
perencanaan yang matang. Di Sekolah Dasar dimana siswanya belum boleh memiliki
gadget sendiri sangat berbeda dengan siswa SMP atau SMA. Pembelajaran streaming
atau webinar sulit dilakukan karena HP dibawa orang tua, juga kuota yang besar
sekali. Hanya melalui paguyuban kelas via grup WhatsApp bisa terjalin
komunikasi dengan orang tua dan siswa untuk pengiriman tugas. Sayangnya
aplikasi ini sangat memberatkan dalam penyimpanan memori. Durasi video yang
dapat diupload juga terbatas waktunya harus diubah dalam bentuk MP4.
Untuk
pengiriman tugas video dan foto hasil pekerjaan siswa penulis menggunakan media
aplikasi telegram. Aplikasi ini file video tidak tersimpan otomatis di memori
namun bisa dibuka sewaktu-waktu sehingga tidak memberatkan gadget, durasi
waktunya juga tak terbatas. Di telegram guru bisa membuat kelas-kelas bidang
studi untuk memudahkan siswa belajar materi yang dikirimkan guru.
Siswa
Sekolah Dasar sangat senang dengan video daripada tulisan, maka penulis
berusaha membuat materi dalam bentuk video. Materi bisa download dari youtube
atau membuat sendiri lewat aplikasi kinmaster atau power
point yang dibuat video. Hanya video
yang familier dikalangan ekonomi siswa kita tinggal mengcopy link dan
mengirimkannya di telegram.
Untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran perlu diadakan evaluasi. Melalui google form memudahkan guru dalam
mengoreksi karena jaringan internet yang akan mengoreksi dan menganalisisnya.
Guru tinggal siapkan materi, soal dalam google form, siswa kerjakan kirim maka
nilai akan masuk ke drive guru. Evaluasi bisa jadi umpan balik ketercapaian
materi dan menentukan langkah pembelajaran berikutnya yang menarik dan hasilnya
memuaskan.
Covid-19 akhirnya memberi pelajaraan
bagi guru untuk melek IT agar bisa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
Mereka yang kreatif dan mau berinovasi akan berusaha belajar dari berbagai
tutorial yang banyak tersaji di internet. Akan lebih bagus jika mengikuti
diklat online yang akan menuntut guru belajar intensif dan ada bimbingan. Melalui
grup diklat online guru bisa sharing berbagi pengalaman dan pengetahuannya
meningkat.
Guru adalah sosok yang di gugu dan
ditiru, teladan bagi siswa-siswanya. Jika guru bisa menampilkan pembelajaran
dengan media yang menarik tentu juga akan membuat siswanya ikut meniru. Apalagi
jika siswa sekolah menengah mereka bisa di beri tugas menampilkan materi
pembelajaraan dalam bentuk video dan mengunggahnya. Pembelajaran seperti ini
akan lebih bermakna karena mereka dituntut belajar dan memahami materi lebih baik.
Apapun dampak dari
pandemi ini sebagai guru harus bisa menyikapi dengan arif dan bijkasana. Bisa
membuat pembelajaran yang menyenangkan dan tidak memberatkan siswa namun dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Guru bukan
pejabat yang membuat kebijakan namun guru adalah dalangnya pendidikan sedang
siswa adalah wayang yang harus menjalankan lakon yang guru buat. Semangat
belajar baik guru maupun siswa harus tetap dijaga dalam menjalani dunia
pendidikan yang tak akan dapat diulang di hari esok.
Melakukan hal terbaik
dihari ini maka esok kita dapat tersenyum melihat dan menikmatinya. Tak ada
sesal dikemudian hari, hujan tak dapat dihindari namun payung doa dan usaha
kita yang akan melindungi dari pandemi. Tetap positif thinking semua
akan berakhir, nikmati, jalani kerja dengan hati bismillaah, insya allaah semua
indah pada saatnya. (Penulis Guru SDN Karangmanggis)